Mau iPhone !!



Smartphone besutan Apple, iPhone 3G, telah merebut hati banyak orang. Demam perangkat besutan Apple ini pun telah menjalar hingga pasar gelap Asia, yang selama ini telah banyak mengedarkan model oprekan iPhone generasi pertama.

Saat ini, pasar gelap elektronik Asia sedang menanti kedatangan iPhone generasi ketiga yang memiliki kemampuan 3G, pasca peluncurannya di Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Hongkong.

Di wilayah China, iklan yang menawarkan iPhone oprekan dan layanan untuk mengoprek iPhone bertebaran di berbagai penjuru tempat hingga pusat perbelanjaan.

Salah satu pemilik toko, Chris Lau , menuturkan bahwa dia telah mendapat pesanan iPhone 3G dari 40 orang dan memperkirakan iPhone 3G akan menyambangi pasar gelap dalam kurun waktu seminggu, demikian seperti dikutip detikINET dari Cellular News, Selasa (15/7/2008).

"Saya tidak yakin 100 persen stok yang kami terima akan dioprek. Namun, saya pikir tidak makan waktu lama untuk mengopreknya," ujarnya, yang mengindikasikan begitu mudahnya membobol kode komputer iPhone, sehingga dapat digunakan untuk provider layanan mobile yang berbeda.

Pembelian iPhone secara resmi biasanya mengikat pembeli dengan sebuah provider layanan, rekanan Apple, misalnya Softbank Corp di Jepang. Tentu saja para konsumen lebih terpikat dengan iPhone oprekan, karena tidak perlu membayar kontrak selama dua tahun dengan rekanan Apple.

Meski Apple tidak memasarkan iPhone di China tapi versi oprekannya begitu melimpah ruah. Permintaan pasar gelap terhadap iPhone 3G pun begitu banyak. Diperkirakan harga iPhone 3G versi oprekan sekitar USD 700, yang mayoritas akan datang dari Amerika Serikat (AS) dan Hong Kong.

Apple berencana melempar iPhone 3G berkapasitas 8GB seharga USD 199 di AS, dan versi 16 GB senilai USD 299. Sementara di Jepang, USD 215 untuk model 8GB dan USD 320 untuk model 16GB.

Keberadaan pasar gelap ini tentu saja memusingkan Apple. Tahun lalu, perusahaan ini mencoba mengambil tindakan hukum untuk melawan retailer Singapura yang dituding menjajakan iPhone oprekan.

Selain menempuh jalur hukum, menurut Steve Vickers, president of business security consultants International Risk, Apple dapat mengambil langkah dengan melacak pembeli dan serial numbernya untuk mengaudit distributor dan penjual eceran.

Sumber : detik.net


0 komentar:

Posting Komentar